Pelatihan Kader Inklusi Aisyiyah Kabupaten Ketapang: Upaya Penguatan Kepemimpinan Perempuan untuk Penurunan Stunting dan Pemberdayaan Perempuan

medik-tv.com Ketapang – Dalam upaya meningkatkan pemahaman kader dan pengurus Aisyiyah Kabupaten Ketapang terkait penguatan kepemimpinan perempuan dalam pemenuhan akses kesehatan dan ekonomi bagi perempuan dhuafa dan mustadh’afin, Pengurus Aisyiyah Ketapang menggelar Pelatihan Kader Inklusi Aisyiyah. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama dengan Program INKLUSI (Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif) di Hotel Fave Ketapang, pada 30 November hingga 1 Desember 2024.

Pelatihan ini menjadi bagian dari langkah strategis Aisyiyah dalam mengatasi tantangan besar seperti tingginya angka pernikahan anak yang menjadi penyebab utama stunting. Berdasarkan data tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5%, jauh di atas standar WHO yang menetapkan angka maksimal sebesar 14%. Hal ini turut menjadi perhatian khusus, mengingat Kabupaten Ketapang menduduki peringkat ketiga nasional untuk kasus perkawinan anak.

Perwakilan Pusat Aisyiyah, Dra Ni’mah, saat diwawancarai menekankan perlunya penguatan di tingkat komunitas dan advokasi kebijakan.

“Salah satu intervensi program yang kita lakukan adalah pemberdayaan perempuan dan kelembagaan di komunitas, pemberdayaan ekonomi, serta advokasi layanan kesehatan dan reproduksi bagi perempuan. Faktor-faktor seperti pergaulan bebas, akses teknologi informasi yang tidak terkontrol, keluarga broken home, KDRT, hingga pola makan yang tidak sehat, turut memperburuk situasi stunting di daerah,” ungkapnya, Sabtu (30/11/2024).

Lebih lanjut, Dra. Ni’mah menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah melalui kebijakan lokal dan peraturan desa agar upaya penurunan stunting dapat berjalan efektif.

Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Ketapang, Dra Anna Setyawati, menyampaikan komitmen Aisyiyah untuk mendukung pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Ketapang

“Harapan kami, peringkat Ketapang yang saat ini cukup tinggi dalam angka pernikahan anak bisa segera menurun dengan kerja keras bersama,” tuturnya.

See also  Kukuhkan DPC PP-PAUD, Pemerintah Daerah Harapkan Peningkatan PAUD

Hal senada disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Harto, SE., M.Si., yang menekankan pentingnya kontribusi semua elemen masyarakat dalam menurunkan angka stunting.

“Aisyiyah berperan penting dalam menurunkan angka perkawinan anak. Kami mengajak organisasi-organisasi perempuan lainnya untuk bersama-sama menyadarkan masyarakat, khususnya ibu-ibu, agar mencegah perkawinan dini yang merugikan masa depan anak,” jelasnya.

Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan dhuafa dan mustadh’afin di Ketapang. Melalui pendekatan inklusif dan berorientasi pada hak perempuan, Aisyiyah optimis bahwa tujuan penurunan stunting hingga angka 14% pada 2024 dapat tercapai.

Acara ini menegaskan komitmen Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang konsisten berkontribusi dalam isu-isu strategis demi menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan sejahtera.